sebuah rasa yang berdosa
Telah ku gali tanahnya
Telah kukafani dengan kain kafan wangi
lalu kumasukkan dalam liang lahat
beriring dengan doa tak kan mengingat
trus kutimbun dengan tanah merah yang basah
sebasah kulit di pipi oleh tetesan air mata hati
kupasang nisan agar terpatri sebagai bukti
bahwa kau telah benar-benar mati di hati
Ku taburkan bunga melati
dengan harum untuk mu melepas pergi
kududuk di tepi memupus doa
semoga kau bahagia disana
melupa dan sempurna
Sejuta kenangan indah
akan merangka
lalu berserak
dan menyatu dengan tanah bisu
hanya menunggu waktu
lalu aku pergi berlalu
jauh meninggalkan kuburmu
kau tlah kukubur rapi
dan disana bahagia atau kah derita
hannya kamu yang merasa
saat duka kubuat lupa
gelak-gelak tawa ku besarkan volumenya
jilatan-jilatan nafsu semakin memburu
dan aku benar-benar yakin
kau masih disana dalam kuburmu
sampai pada waktu
sebuah mantra ku ucap tanpa sengaja
dan kau bangkit dengan perkasa
aku masih tidak menyadarinya
tapi bibirku terus saja mengucap mantra
sehingga kau makin kuat dan perkasa
membongkar kubur mu
memecahkan kedua nisan itu
membuka ikatan erat tali kafanmu
lalu bangkit pelan dari kematianmu
kau terus berwujud
semula samar dan kelam
tapi mantra -mantra kerinduan yang ku ucap pelan
menjadikan mu tlah kembali utuh dalam kedekatan
bayangmu yang samar mengutuh dalam bentuk wajahmu
prilaku-prilaku setia semu menggerakkan hatiku
mantra ini terus ku ucapkan
walau aku sadar ini kesalahan
mantra ini sebuah penyesalan karena
mantra ini adalah kesedihan
mantra ini menjadi pengharapan walau
itu adalah sebuah dosa besar!
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home