Tentang

let gone by gone

Daisypath Anniversary Years Ticker Lilypie 1st Birthday Ticker

Thursday, December 22, 2005

Selendang merah

Tuan ini adalah selembar selendang yang berwarna merah seperti darah, darahku-darahmu dan darah mereka.

Tuan selendang ini tersampir lembut di bahuku, dan kadang aku lingkarkan hangat di leherku kadang aku lepas dan terpegang erat di jari - jemari tanganku, kuremas -remas saat gundah gulana hatiku, kubuat penyeka keringatku saat deras peluh-peluhku mengalir karena kepuasanku, kerja kerasku atau bahkan saat usai sergap birahiku, bahkan aku pakai sebagai penghapus tetesan air mata kesedihanku, pembungkus luka-lukaku dan penutup kepalaku saat berat beban pikiranku, saat deras hujan mengguyur tubuhku, saat terik menyengat murka kulitku dan sebagai pemeluk terhangat dalam malam-malam sepi dan teman mimpiku.

Tuan selendang ini berwarna sangat merah dan menurutku lebih merah dari darahku dan darahmu walau penuh noda disana- sini tapi noda-noda itu tidak bisa mengalahkan merahnya rona selendang ini , atau lubang-lubang kecil di sana -sini pun tak terlihat karena terlalu merahnya selendangku ini.

Warna merah selendangku ini begitu perkasa ya tuan! seperti perkasanya dirimu atau bahkan lebih perkasa dari dirimu? tuan biarkan aku miliki selendang ini selama denyut lembut kehidupanku, jangan paksa aku membuangnya, membungkusnya, melemparnya atau mengkhuburnya dalam tanah dalam-dalam, tuan aku mengerti betapa kau sangat tidak suka akan selendangku ini tepatnya aku lebih mengerti pastinya bukan selendang ini yang kau benci tapi warna merah yang kau sakiti hati.

Bagimu merah adalah kejam, bagimu merah adalah penghinaan, bagimu merah adalah kampungan, bagimu merah adalah norak dan bagimu merah adalah pemberontaka.

Tuan-ku bisa kah kau singkapkan warna merah ini saat kau pandang dan terpandang selendangku ini dalam bulat mata hitammu- liatlah dia tuan sebagai selembar selendang yang tersampir manis di pundakku bukan merah yang mengingis meluka perih hatimu, ayolah tuan , liat - liat lah selendang ku, sekali lagi -sekali lagi dan terus -terus dan terus pandang dia tuan, pandang lembut dengan sempurna warna hitam - putih matamu, seulas senyum di bibirmu, rasakan tuan-rasakan selendangku . Ini tuan selendangku ku ulur ke arahmu, pegang - tangkap-rasakan tuan betapa lembutnya dirinya, betapa lemahnya dia, betapa butuh dia tersampir di bahumu, betapa manjanya dia berglayut manja di lingkar jenjang lehermu, betapa sendu dia tergenggam erat di lentik jari-jemari mu , kamu merasakannya kan tuan betapa sungguh dia sangat lembut-manja -lemah dan tidak berdaya.

Tuang jangan lepaskan dia-liatlah dia -dia begitu percaya padamu dan meyerahkan diri sepenuhnya untukmu.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home