WARKAH YANG TIADA BERTANGGAL
Telah lama kau tinggalkan kampung kesayangan
Jauh di sana di seberang pulau
Air mata bunda tercucur mengalir
Pusaran ayah memberi dadah terakhir
Pergilah anakku, pergilah sayang....
harungi lautan, lintasi daratan
Dan Ayah bunda tiada memberi bekal selain air mata.
Bila perahumu dihempas gelombang bertubi
Dan jalah pendayungmu telah patah hanyut
Pejamkan mata, gunakan telapak tanganmu
Dayunglah pelan-pelan semoga perahumu rapat di tepian
Bila kau terusir dari cinta karena benci keluarga
Berangkatlah anakku sayang, pergilah buah hatiku
Kendatipun air mata melaut tinta
Teruskan juang dengan sabar tawakal
Pasti kau akan menang
Biar talimu tak berujung dan sisiranmu tak bertiang
Kuat kan roh semangat yang mengiringi jasadmu
Suatu saat benderamu akan megah berkibar ...
Dan kau akan berenang di bawahnya
Bila khabarmu telah kudengar , beritamu telah tersiar
Dan burung-burung laut pada pulang ke sarang
Anak-anak menangis telah mulai senyum tertawa
Ayah bunda akan kirim kartu selamat
‘Degan warkah yang tiada bertanggal “
Andai nanda ada rindu dari kejauhan
“pulanglah, pulang anakku sayang”
Usaplah air mata bunda di gubuk peninggalan
Sebarkan bunga, siramilah dipusarana ayah dan katakan padanya........
AKU TERUSIR KARENA KISAH DAN CINTA
HINGGA HIDUP PENUH DERITA
Dewi, mei, 27, 23.13 P.M
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home